Banjir di Bali, Turis Dievakuasi Pakai Perahu Karet: Ini Fakta & Implikasinya
- wayan yande

- Jul 10
- 2 min read

Pulau Bali kembali jadi sorotan, bukan karena keindahannya, tapi karena banjir besar yang melanda kawasan wisata. Sejumlah wisatawan asing harus dievakuasi menggunakan perahu karet setelah terjebak di area penginapan dan vila akibat hujan deras yang mengguyur selama berjam-jam.
Peristiwa ini bukan hanya mengganggu aktivitas wisata, tapi juga menimbulkan pertanyaan soal kesiapan infrastruktur dan mitigasi bencana di salah satu destinasi wisata utama Indonesia.
🌧️ Kronologi Kejadian Banjir di Bali
Hujan deras melanda Bali selama beberapa hari pada awal tahun 2024.
Beberapa area terdampak paling parah berada di sekitar Seminyak, Canggu, dan Kerobokan.
Sejumlah turis tidak bisa keluar dari akomodasi karena ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.
Petugas SAR dan BPBD terpaksa mengevakuasi wisatawan menggunakan perahu karet, menciptakan pemandangan tidak biasa di tengah kawasan wisata elit.
🔎 Penyebab Utama
Drainase buruk di kawasan padat penduduk dan wisata.
Urbanisasi cepat tanpa perencanaan tata air memadai.
Minimnya ruang hijau serapan air di wilayah pesisir dan perkotaan.
Sistem informasi peringatan dini (early warning) belum maksimal menjangkau penginapan dan wisatawan.
🧭 Dampak terhadap Pariwisata
Beberapa wisatawan membatalkan aktivitas tur dan berpindah akomodasi.
Citra Bali sebagai destinasi tropis yang aman terganggu.
Industri pariwisata—terutama vila, hotel, dan agen tur—mengalami gangguan operasional.
Munculnya berita viral internasional soal wisatawan dievakuasi perahu karet dapat memengaruhi persepsi publik luar negeri.
✅ Langkah Antisipatif yang Disarankan
Pemerintah daerah Bali perlu menata ulang sistem drainase di kawasan wisata utama.
Sektor pariwisata didorong menyediakan SOP tanggap bencana untuk turis.
Akomodasi wisata harus memiliki jalur evakuasi aman & info darurat multibahasa.
Wisatawan sebaiknya memantau prakiraan cuaca sebelum datang dan memiliki asuransi perjalanan.
Kejadian banjir di Bali yang memaksa wisatawan dievakuasi pakai perahu karet menunjukkan bahwa pariwisata dan mitigasi bencana harus berjalan beriringan. Keamanan wisatawan tidak hanya soal kenyamanan, tetapi juga kesiapan menghadapi bencana alam.
Bali tetap indah, tapi harus siap menghadapi perubahan cuaca ekstrem yang makin sering terjadi.



Comments