Menyelami Makna Upacara Metatah dalam Tradisi Bali: Lebih dari Sekadar Ritual Potong Gigi
- wayan yande

- Jul 11
- 2 min read

Upacara Metatah, atau yang juga dikenal sebagai Mepandes atau Upacara Potong Gigi, merupakan salah satu tradisi penting dalam kehidupan masyarakat Bali. Lebih dari sekadar prosesi fisik, upacara ini mengandung makna spiritual dan simbolik yang mendalam, menandai peralihan seseorang dari masa remaja menuju kedewasaan secara spiritual dan sosial.
Makna Simbolik Upacara Potong Gigi: Mengikis Sifat Negatif Manusia
Metatah dilakukan dengan cara meratakan enam gigi taring di bagian atas mulut. Keenam gigi ini melambangkan enam sifat buruk manusia yang disebut Sad Ripu, yaitu:
Kama (nafsu)
Lobha (rakus)
Krodha (marah)
Moha (kebingungan)
Mada (sombong)
Matsarya (iri hati)
Dengan diratakannya gigi taring, diharapkan individu tersebut dapat mengendalikan sifat-sifat negatif tersebut dan lebih bijak dalam menjalani kehidupan.
Tahapan Upacara
Metatah biasanya dilaksanakan secara sakral dan meriah, baik secara individu maupun masal. Prosesinya meliputi beberapa tahapan:
Persiapan spiritual, seperti pembersihan diri dan doa bersama keluarga.
Pelaksanaan metatah, dilakukan oleh seorang sangging (ahli potong gigi), diiringi mantra dan doa dari pemangku.
Upacara pelengkap, seperti banten dan pejati, sebagai persembahan kepada para dewa dan leluhur.
Dalam tradisi Hindu Bali, upacara ini juga diyakini mampu menyempurnakan tubuh secara lahir dan batin, serta memberi bekal karma baik bagi kehidupan selanjutnya.
Simbol Kedewasaan dan Kesiapan Menikah
Setelah menjalani Metatah, seseorang dianggap telah cukup matang secara spiritual untuk memasuki tahap kehidupan berikutnya, seperti menikah atau menjalankan tanggung jawab sosial dalam masyarakat. Oleh karena itu, banyak keluarga yang melangsungkan upacara ini sebelum anak-anak mereka menikah.
Pelestarian Tradisi di Tengah Modernitas
Meskipun zaman terus berkembang, masyarakat Bali tetap mempertahankan ritual ini sebagai bagian dari identitas budaya. Bahkan, banyak diaspora Bali di luar pulau yang rela pulang kampung hanya demi menjalani Metatah bersama keluarga.
Upacara Metatah bukan sekadar tentang meratakan gigi, melainkan perjalanan spiritual yang mengajarkan kendali diri, kesucian hati, dan kedewasaan jiwa. Sebuah warisan luhur yang terus hidup di tengah masyarakat Bali sebagai cermin keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan.




Comments